Selain Dua Calon Menteri @Jokowi yang Dipersiapkan PBB, Pimpinan BriHiz Dinilai Juga Layak Diusulkan
-Yusron Ihza Mahendra salah satau kader PBB yang pernah memegang amanah Duta Besar RI di Jepang juga dinilai layak menjadi calon menteri Jokowi- |
Sebagaimana diketahui, DPP PBB telah mempersiapkan dua politisi untuk jadi calon menteri yakni Ketum Yusril Ihza Mahendra dan Sekjen Afriansyah Noor. (baca)
Ketua Bidang Pemenangan Presiden di PBB, Sukmo Harsono mengatakan, jika diminta Jokowi memberikan nama, partai sudah menyiapkan dua nama calon menteri yang dinilai sesuai kriteria tersebut. "Prof Yusril dan Sekjen Afriansyah Noor siap pasang badan all out membantu Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," ujar Sukmo saat dihubungi Tempo pada Senin, 15 Juli 2019.
Warganet dan publik menilai bahwa PBB juga mempunyai kader-kader yang mampu menjadi menteri salah satunya pimpinan Brigade Hizbullah, Ajuansyah Surbakti, dan sejumlah politisi lainnya.
Hal itu terlihat dalam Fanspage 'Indonesia Memilih' baru-baru ini. Lihat di bawah ini.
Kader PBB sendiri sudah pernah menduduki jabatan menteri seperti Yusril Ihza Mahendra, MS Kaban dan beberapa jabatan lainnya seperti Ketua MK, Dubes dan lain sebagainya, bahkan di antaranya pernah disebut layak jadi capres seperti Hamza Zoelva.
-Hamdan Zoelva- |
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow mendorong partai politik koalisi untuk berani pamerkan kader-kader yang ingin masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Kerja jilid II Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Hal tersebut untuk mendukung adanya transparansi calon pejabat publik terutama menteri.
"Jadi sebetulnya kita ingin partai lebih terbuka saja, daripada malu-malu tapi dibelakang minta (kursi) juga, yang kita inginkan prosesnya terbuka saja," ujarnya di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis, 18 Juli 2019.
Ia menilai bukan menjadi persoalan yang tabu untuk parpol menyodorkan kader-kader terbaiknya menjadi menteri kepada Presiden Jokowi. Terlebih parpol pendukung memiliki kontribusi yang besar dalam kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
"Jadi kalau partai berpikir rasional atau mau kursi kemukakan saja ini orang-orang kita yang bisa kita dorong ke kabinet dan dia bisa berkontribusi bagi kepentingan bangsa," tuturnya.
Selain itu, secara tidak langsung masyarkat dilibatkan untuk dapat menilai calon menteri dengan rekam jejak yang berkompeten. Sehingga opini dari masyarakat dapat dijadikan Presiden Jokowi sebagai panduan membentuk kabinet Indonesia Kerja jilid II.
"Masyarakat dapat memberikan masukan dan presiden lebih leluasa memilih, dengan tertutup ini muncul orang baru, mulai kritik tapi sudah duduk disitu gak bisa diturunkan, kalau tidak ada kasus yang besar," tuturnya.
Lebih lanjut, nantinya parpol pendukung akan berusaha mengeluarkan kader-kader yang dirasa berkompeten untuk menduduki kursi menteri."Parpol juga gak akan main-main dalam mencalonkan orang, harus ada uji publik dulu, di media atau dimana, yang bisa menyeleksi dan memberikan masukan kepada Presiden," jelasnya.
Kendati demikian ia tidak dapat menentukan besar kecil persentase kader-kader parpol pendukung dapat ditarik untuk menduduki kursi menteri. Lantaran keputusan terakhir menjadi hak perorgratif dari presiden.
"Jadi jangan mengharapkan yang semua dipublikasikan diambil presiden, tapikan itu lebih baik masyarakat dapat memberikan masukan," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar