Langsung ke konten utama

BJ Habibie Sudah Ada Patungnya di Gorontalo

ilustrasi


BRIGADE HIZBULLAH PBB -- Orang sering kaget dengan hal baru. Apalagi kalau dianggap tidak pada tempatnya. Sialnya, keterkejutan itu tak pilih ruang. Atau waktu.

Warga Gorontalo pun tak masuk dalam kekecualian. Tengok saja pada Desember 2018. Banyak orang konon terkejut dengan kehadiran sebuah patung jangkung. Tingginya tujuh meter. Menyaingi bangunan dua lantai. Punya bobot sekitar empat ton.

Ia terpacak di muka gerbang utama Bandar Udara Djalaludin Gorontalo. Di tengah simpang utama Trans-Sulawesi yang menghubungkan Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Jalan raya yang dari waktu ke waktu senantiasa ramai kendaraan.

"Jujur, saya kaget. Baru tahu kalau ada patung Pak Habibie di sini. Jadi singgah foto dulu lah," ujar Rizky kepada Beritagar.id, Kamis (10/1/2019) sore. "Sebelumnya kan cuma (ada) tugu-tugu kecil gitu".

Rizky penunggang motor. Melaju dari Kabupaten Boalemo, daerah yang berpesisir Teluk Tomini. Tujuannya Kota Gorontalo. Dari lokasi patung, pusat kota Gorontalo berjarak 30 kilometer.

Habibie dia maksud merujuk Bacharuddin Jusuf Habibie. Presiden ketiga Indonesia. Kesohor sebagai B.J. Habibie. Jago urusan pesawat terbang.

Di masa pemerintahan Suharto, dia masyhur sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. 20 tahun lamanya. 1978-1998. Namanya kembali mengemuka setelah film arahan Faozan Riza, Habibie&Ainun, nampang di bioskop pada 2012.

Bukan cuma Rizky yang bertanya-tanya. Pula Arfandi Ibrahim, 27, warga Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango.

"Kenapa harus Pak B.J. Habibie? Kan masih banyak juga tokoh nasional yang jasanya nyata bagi daerah Gorontalo. Kalau menurut saya, patung Pak Habibie layaknya dibuat di Kabila, Bone Bolango, tempat kelahiran ayahnya. Bukan di (depan) bandara," ujar lulusan Universitas Gorontalo itu.

Dalam hematnya, penempatan itu tak sesuai. Sebab, dia pikir nama Djalaludin Tantu--penerbang TNI Angkatan Udara yang gugur pada masa konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia--sudah pantas sebagai nama bandara. (baca selanjutnya)

"Di daerah lain, semua ikon patung bandara sesuai dengan nama bandara. Contohnya Bandara Hasanuddin di Makassar," katanya.

Namun, Yakub Kau, 28, punya suara lain. Dia bilang, monumen itu tak berlebihan. Sebab B.J. Habibie tokoh nasional. Dan dalam nadinya mengalir darah Gorontalo.

"Posisi patung tersebut tidak berada di dalam bandara. Itu berada di persimpangan jalan. Tepat berada di tengah wilayah Provinsi Gorontalo," ujar pendiri sebuah perpustakaan kecil di Gorontalo. Nama perpustakaan itu, Mohammad Hatta. "Sebagai warga Gorontalo, kita sepatutnya bangga".

Yakub benar. Patung perunggu dengan lebar dua meter itu berdiri di luar kawasan. Sekitar 300 meter dari terminal bandara. Wajah patung memasang senyum ramah khas Rudy, panggilan B.J. Habibie. Berkacamata. Dengan mata menyorot ke arah gerbang bandara.

Sudah begitu, patung Rudy tak menanggalkan warna lokal. Di bagian tubuhnya tercetak pakaian Takowa. Baju kerawang khas Gorontalo. Biasa dikenakan para pemegang Tauwa, gelar kehormatan tertinggi bagi seorang pemimpin di Gorontalo.

Bagian kepala berhias peci lonjong berpita emas. Tanda Rudy beroleh gelar Pulanga (gelar adat setempat). Tangan kanannya naik. Membentuk siku. Memegang miniatur pesawat. Dan pesawat mini itu mengarah ke jalur lepas landas Bandara Djalaludin, seolah-olah siap diluncurkan.

Pematungnya asal Yogyakarta. Dua orang. Lutse Lambert Daniel Morin dan Suwardi. Nilai kontrak Rp1,7 miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aneh! Mesir Bantu LNA Libya, Netizen Malah Sibuk Romantisme Dinasti Firaun dan Utsmaniyah

Kampanye anti terorisme Libya yang dilaksanakan oleh pemerinatahan GNA Libya melawan milisi LNA Jenderal Haftar malah melebar kemana-mana. Secara politik GNA memang didukung oleh Turki, Qatar, NATO dll namun LNA juga didukung oleh Arab Saudi, UAE, Prancis, Rusia, Yunani dll. Namun usai Mesir mengerahkan pasukan ke perbatasan Libya untuk mendukung LNA, netizen di jagat Twitter malah sibuk dengan romantisisme Dinasti Firaun dengan Utsmaniyah Turki. Ada yang membandingkan peta luas wilayah yang pernah dikuasai oleh Firaun Mesir dengan peta Utsmaniyah. Namun ada juga yang menjelaskan perbandingan itu tidak sesuai konteks. Tapi seharusnya antara Utsmaniyah dengan Mamluk. Mamluk adalah Dinasti yang pernah berkuasa di Mesir dan pernah menghalau perluasan pasukan Mongol usai menduduki Baghdad. Namun secara darah, Mamluk sebenarnya adalah orang Turki juga yang bisa saja berasal dari berbagai ras. Lihat bernagai komentar netizen di sini: https://twitter.com/LNA2019M/status/1269685911

Riwayat Penerbit Bulan Bintang

Kantor Penerbit Bulan Bintang Berbeda dengan Al-Maarif, Penerbit Bulan Bintang sejak awal berdiri pada 1951 sudah mematenkan diri mempublikasikan buku-buku berkualitas dan ditujukan untuk kelas menengah ke atas. Penerbitan yang diinisiasi Haji Abdul Manaf El-Zamzami aliah Haji Amelz ini pada masa jayanya mampu menerbitkan 120 judul buku dalam setahun. Ketika Orde Baru mulai menguat, Bulan Bintang tetap berani menerbitkan karya-karya para tokoh Masyumi yang kritis kepada rezim seperti Hamka, Mohammad Natsir, Mohamad Roem, juga Profesor Harun Nasution (hlm. 164-165). Baca:  Kisah Penerbit Buku Legendaris Bulan Bintang Dan Amelz, Sang Pendiri Asal Aceh Kedua penerbit ini memudar kejayaannya kala memasuki dasawarsa 1980-an. Keduanya dibelit masalah manajerial dan tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar perbukuan. Eksistensinya mulai tergerus oleh penerbit-penerbit buku Islam baru yang muncul dengan langgam berbeda. ( baca selanjutnya )

95 Persen Netizen tak Yakin Dirut Baru @Imanbr Bisa Buat @TVRINasional Lebih Baik dari @TRTWorld dan @AJEnglish

Iman Brotoseno, kader PDIP, terpilih menjadi Dirut TVRI. Ternyata tak semua netizen yakin dengan kemampuan pengganti Helmi Yahya tersebut. Dalam sebuah polling di Twitter, hampir 95 persen yakin TVRI tak mampu bangkit di bawah kepemimpinan dirut yang baru itu. Baca sumber: https://twitter.com/pbb2024/status/1266765928227717120?s=19