Langsung ke konten utama

Surat Soekarno dari Ende (NTT) 1935

Assalamu'alaikum w.w.,

Tuan punya kiriman postpakket telah tiba di tangan saya 
seminggu yang lalu. Karena terpaksa menunggu kapal,
baru ini harilah saya bisa menyampaikan kepada tuan
terima kasih kami laki-isteri serta anak. Biji jambu mede
menjadi "gayeman" seisi rumah; di Endeh ada juga
jambu mede, tapi varieteit16 "liar", rasanya tak nyaman.

Maklum, belum ada orang menanam varieteit yang baik.
Oleh karena itu, maka jambu mede itu menjadikan pesta.
Saya punya mulut sendiri tak berhenti-henti mengunyah!
Buku-buku yang tuan kirimkan itu segera saya baca.
Terutama "Soal-Jawab" adalah suatu kumpulan 
jawahir-jawahir. Banyak yang tadinya kurang terang,
kini lebih terang. Alhamdulillah!

Sayang belum ada Bukhari dan Muslim yang bisa baca. 
Betulkah belum ada Bukhari Inggris? Saya pentingkan
sekali mempelajari Hadits, oleh karena menurut
keyakinan saya yang sedalam-dalamnya, sebagai
yang sudah saya tuliskan sedikit di dalam salah satu
Surat saya yang terdahulu dunia Islam menjadi 
mundur oleh karena banyak orang "jalankan"
hadits yang dhaif dan palsu. 

Karena hadits-hadits yang demikian itulah, 
maka agama Islam menjadi diliputi oleh kabut-kabut
kekolotan, ketakhayulan, bid'ah-bid'ah,
anti-rasionalisme, dll.Padahal tak ada agama yang
lebih rasional dan simplistis daripada Islam.
Saya ada sangkaan keras bahwa rantai-taqlid yang 
merantaikan Roh dan Semangat Islam dan yang
merantaikan pintu-pintunya Bab-el-ijtihad, antara
lain-lain, ialah hasilnya hadits-hadits yang
dhaif dan palsu itu. Kekolotan dan 
kekonservatifan-pun dari situ datangnya.

Karena itu, adalah saya punya keyakinan yang dalam,
bahwa kita tak boleh mengasihkan harga yang mutlak
kepada hadits. Walaupun menurut penyelidikan ia
bernama SHAHIEH. Human reports (berita yang
datang dari manusia) tak bisa absolut; absolut 
hanyalah kalam Ilahi. Benar atau tidakkah
pendapatan saya ini? Di dalam daftar buku,
saya baca tuan ada sedia "Jawahirul-Bukhari". 

Kalau tuan tiada keberatan, saya minta buku itu,
niscaya disitu banyak pengetahuan pula yang saya
bisa ambil. Dan kalau tuan tak keberatan pula,
saya minta "Keterangan Hadits Mi'raj". Sebab, saya
mau bandingkan dengan saya punya pendapat
sendiri, dan dengan pendapat Essad Bey, yang
di dalam salah satu bukunya ada mengasih
gambaran tentang kejadian ini. 

Menurut keyakinan saya, tak cukuplah orang menafsirkan 
mi'raj itu dengan "percaya" saja, yakni dengan
mengecualikan keterangan "akal". Padahal keterangan
yang rasionalistis di sini ada. Siapa kenal sedikit ilmu
psychologi dan para-psychologi, ia bisa mengasih
keterangan yang rasionalistis itu. Kenapa
sesuatu hal harus di"gaib-gaibkan", kalau akal
sedia menerangkannya?

Saya ada keinginan pesan dari Eropa, kalau Allah
mengabulkannya dan saya punya mbakyu suka
membantu uang-harganya, bukunya Ameer Alie 
"The Spirit of Islam". Baikkah buku ini atau tidak?
Dan di mana uitgever-nya?

Tuan, kebaikan budi tuan kepada saya, hanya
sayalah yang merasai betul harganya saya
kembalikan kepada Tuhan. Alhamdulillah,
segala pujian kepada-Nya. Dalam pada itu,
kepada tuan 1.000 kali terima kasih.


Wassalam,
SUKARNO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aneh! Mesir Bantu LNA Libya, Netizen Malah Sibuk Romantisme Dinasti Firaun dan Utsmaniyah

Kampanye anti terorisme Libya yang dilaksanakan oleh pemerinatahan GNA Libya melawan milisi LNA Jenderal Haftar malah melebar kemana-mana. Secara politik GNA memang didukung oleh Turki, Qatar, NATO dll namun LNA juga didukung oleh Arab Saudi, UAE, Prancis, Rusia, Yunani dll. Namun usai Mesir mengerahkan pasukan ke perbatasan Libya untuk mendukung LNA, netizen di jagat Twitter malah sibuk dengan romantisisme Dinasti Firaun dengan Utsmaniyah Turki. Ada yang membandingkan peta luas wilayah yang pernah dikuasai oleh Firaun Mesir dengan peta Utsmaniyah. Namun ada juga yang menjelaskan perbandingan itu tidak sesuai konteks. Tapi seharusnya antara Utsmaniyah dengan Mamluk. Mamluk adalah Dinasti yang pernah berkuasa di Mesir dan pernah menghalau perluasan pasukan Mongol usai menduduki Baghdad. Namun secara darah, Mamluk sebenarnya adalah orang Turki juga yang bisa saja berasal dari berbagai ras. Lihat bernagai komentar netizen di sini: https://twitter.com/LNA2019M/status/1269685911

Riwayat Penerbit Bulan Bintang

Kantor Penerbit Bulan Bintang Berbeda dengan Al-Maarif, Penerbit Bulan Bintang sejak awal berdiri pada 1951 sudah mematenkan diri mempublikasikan buku-buku berkualitas dan ditujukan untuk kelas menengah ke atas. Penerbitan yang diinisiasi Haji Abdul Manaf El-Zamzami aliah Haji Amelz ini pada masa jayanya mampu menerbitkan 120 judul buku dalam setahun. Ketika Orde Baru mulai menguat, Bulan Bintang tetap berani menerbitkan karya-karya para tokoh Masyumi yang kritis kepada rezim seperti Hamka, Mohammad Natsir, Mohamad Roem, juga Profesor Harun Nasution (hlm. 164-165). Baca:  Kisah Penerbit Buku Legendaris Bulan Bintang Dan Amelz, Sang Pendiri Asal Aceh Kedua penerbit ini memudar kejayaannya kala memasuki dasawarsa 1980-an. Keduanya dibelit masalah manajerial dan tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar perbukuan. Eksistensinya mulai tergerus oleh penerbit-penerbit buku Islam baru yang muncul dengan langgam berbeda. ( baca selanjutnya )

95 Persen Netizen tak Yakin Dirut Baru @Imanbr Bisa Buat @TVRINasional Lebih Baik dari @TRTWorld dan @AJEnglish

Iman Brotoseno, kader PDIP, terpilih menjadi Dirut TVRI. Ternyata tak semua netizen yakin dengan kemampuan pengganti Helmi Yahya tersebut. Dalam sebuah polling di Twitter, hampir 95 persen yakin TVRI tak mampu bangkit di bawah kepemimpinan dirut yang baru itu. Baca sumber: https://twitter.com/pbb2024/status/1266765928227717120?s=19