Presiden Rusia dilaporkan mengangkat seorang jenderal yang berpengalaman menerapkan taktik bumi hangus di Suriah untuk menjaid panglima tertinggi Rusia di Ukraina.
Namun, banyak yang skeptis Rusia bisa terapkan strategi bumi hangus ke Ukraina karena perbedaan geografis dan kondisi politik dunia.
Beberapa alasannya adalah sebagai berikut.
1. Rusia menerapkan taktik bumi hangus dengan menghancurkan semua kota mulai dari penduduk, infrstruktur dan lain sebagainya untuk memaksa pihak lawan menyerah sudah diterapkan di Chechnya sebelumnya yang kondisinya mirip Suriah atau Aleppo.
2. Saat Rusia menginvasi Chechnya yang sudah sempat memerdekakan diri, semua dukungan melalui pemberitaan mengalir ke Rusia.
Saat itu, sebagaimana di Suriah, menganggap perlawanan warga bukanlah bagian dari pembela diri. Mereka diposisikan sebagai teroris daripada korban kejahatan perang.
Dengan begitu, Kremlin dengan tanpa beban menghujani Grozny dan Aleppo tanpa memikirkan dampak korban jiwa.
3. Khusus untuk di kasus Suriah, serangan membabi buta Rusia ke rumah-rumah dan pemukiman penduduk juga dibantu oleh angkatan udara Suriah sendiri.
Sehingga, Rusia lebih hemat dalam penggunaan rudal-rudal mereka.
Angkatan udara Suriah, mengirim helikopter setiap hari untuk menjatuhkan bom barel yang terbuat dari tabung gas dengan bahan peledak.
Sejak 2011 bom-bom tersebut dijatuhkan setiap hari sehingga penduduk tak punya waktu untuk recovery.
3. Di Ukraina, Rusia tak punya banyak amunisi untuk menjatuhkan bomb setiap hari. Itu memaksa Kremlin hanya melepas rudal ke target tertentu yang kemudian bisa diperbaiki dan dipadamkan oleh damkar dengan waktu yang singkat.
Jika Rusia ingin meniru apa yang mereka lakukan di Suriah, maka Kremlin harus memperkuat milisi Donetsk dan Lugask dengan helikopter untuk setiap hari menjatuhkan bom barel ke rumah-rumah penduduk.
Tapi dengan risiko, semua itu akan menyebabkan kemarahan dunia. Di Suriah, karena media mainstream mengeneralisasi semua warga maupun pejuang adalah sama, maka tindakan sebrutal apapun yang dilakukan Rusia tak akan memancing emosi masyarakat internasional.
4. Ukraina mempunyai lebih banyak kota besar dibandingkan dengan Suriah.
Di Chechnya, Kremlin hanya butuh menghancurkan Grozny untuk membuat tunduk pemerintah dan tentara Chechnya saat itu. Di Suriah, hanya ada dua kota yang dikuasai oposisi saat itu yakni Aleppo dan Hama.
Sementara di Ukraina, lebih banyak kita yang mesti dihancurkan seperti Kiev, Odessa, Kherson dan kota-kota di Donbass.
Ini menguras sumber daya Rusia sehingga diperkirakan Kremlin saat ini sudah mulai kehabisan amunisi.
Penggunaan drone murah yang mirip dengan teknologi Iran seperti Shaheed-136 juga tidak bisa membantu.
5. Rusia kelihatan menganggap bahwa dengan menguasai dan mencaplok empat wilayah, maka Ukraina akan tunduk dan menyerah.
Ternyata hal itu membuat Kiev tidak tunduk. Sehingga strategi pertamadapat dianggap sebagai kegagalan dan amunisi yang telah dipakai saat itu menjadi sia-sia.
Jika saja Rusia sedari awal sudah menerapkan taktik bumi hangus, maka hasilnya mungkin akan berbeda dari sekarang.
Usai jembatan Crimea dan Rusia disabitase Ukraina, kini Kremlin baru terpikir untuk menerapkan taktik perang di Suriah di Ukraina.
Komentar
Posting Komentar